Psikologi Komunikasi
Komunikasi
sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya
komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi amat
erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.
Dalam
sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesaran oleh para peneliti
psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah
sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok.
Komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi
dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan
psikologi.
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi
Hovland, Janis,
dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the
audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi
behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang
verbal.”
Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.
1.
Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain
seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
3. Pesan yang disampaikan
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
5.
(K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang
berkaitan pada wilayah lain.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.
Psikologi
mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses
komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik
manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang
memengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak
sifat-sifatnya dan bertanya : Apa yang menyebabkan satu sumber
komunikasi berhasil dalam memengaruhi orang lain, sementara sumber
komunikasi yang lain tidak?
Psikologi juga tertarik pada komunikasi
diantara individu : bagaimana pesan dari seorang individu menjadi
stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh
ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau memengaruhi.
Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis.
Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
Komunikasi
begitu esensial dalam masyarakat manusia sehingga setiap orang yang
belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi
telah ditelaah dari berbagai segi : antropologi, biologi, ekonomi,
sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, enginereering,
neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari
komunikasi dalam kontesks interkasi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha
untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan
bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai
kegiatan mencapai tujuan.”
Psikologi juga meneliti kesadaran dan
pengalaman manusia. Psikologi tertama mengarahkan perhatiannya pada
perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang
menyababkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat
komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan
realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan.
Fisher
menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi : Penerimaan
stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang
mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli),
prediksi respon (prediction of response),dan peneguhan respon
(reinforcement of responses). Psikologi komunikasi juga melihat
bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon
yang terjadi pada masa yang akan datang.
George A.Miller membuat
definisi psikologi yang mencakup semuanya : Psychology is the science
that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral
event. Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan
behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal
meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi.
Komunikasi
adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa
berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara
psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi
sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi.
Penggunaan Psikologi Komunikasi
Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan lima hal :
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
2.
Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan
menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita
hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap : Komunikasi
persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri
komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi
didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan
tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang
tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan
sosial yang baik : manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup
sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif.
Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau
”belongingness”. William Schutz merinci kebuthan dalam tiga hal :
kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion),
pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang
(affection).
5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan
tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator
efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tidakan, kita
harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan menguhan
sikap, atau menumbukan hubungan yang baik.
Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Psikologi Komunikasi
FAKTOR-FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Ada dua macam psikologi sosial.
Psikologi sosial dengan huruf P besar
psikologi sosial dengan huruf S besar
Kedua
pendekatan ini menekankan faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor
sosial. Atau dengan istilah lain faktor-faktor yang timbul dari dalam
individu (faktor personal),dan faktor-faktor berpengaruh yang datang
dari luar individu (faktor environmental).
McDougall menekankan
pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam
membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang
menentukan perilaku manusia.
Menurut Edward E. Sampson, terdapat
perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada
situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan
faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian,
sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar
terdapat dua faktor.
Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat
dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh
aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku
manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.
Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi.
diakui
pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia,
yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari
motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan
seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
PERTANYAAN!!
Jelaskan tentang Perspektif yang berpusat pada situasi!
MOTIF SOSIOGENESIS
Motif
sosiogenesis disebut juga dengan motif sekunder sebagai lawan motif
primer (motif biologis). Berbagai klasifikasi motif sosiogenesis :
W.I Thomas dan Florian Znanieckci :
1. Keinginan memperoleh pengalaman baru
2. Keinginan untuk mendapatkan respons
3. Keinginan akan pengakuan
4. Keinginan akan rasa aman
David McClelland :
Kebutuhann berprestasi (need for achievement)
Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
Kebutuhan berkuasa (neef for power)
Abraham Maslow :
Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs)
Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization)
Melvin H.Marx :
Kebuthan organismis :
Motif ingin tahu (curiosity)
Motif kompetensi (competence)
Motif prestasi (achievement)
Motif-motif sosial :
Motif kasih sayang (affiliation)
Motif kekuasaan (power)
Motif kebebasan (independence)
Motif sosiogenesis dapat dijelaskan dibawah ini :
1. Motif ingin tahu : mengerti menata dan menduga. Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya.
2. Motif kompetensi : setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apapun
3. Motif cinta : sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian.
4.
Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas : erat kaitannya
dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih
sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia ini.
5.
kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna hidup : Dalam menghadapi
gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya
dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya.
6.
Kebutuhan akan pemenuhan diri : Kita bukan saja ingin mempertahankan
hidup, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan diri kita; ingin
memenuhi peotensi-potensi kita.
PERTANYAAN!!
Jika motif sosiogenesis mempunyai peranan yang penting dalam membentuk perilaku sosial, mengapa disebut motif sekunder?
Sigmund
Freud, pendiri psikoanaliss adalah orang yang pertama berusaha
merumuskan psiologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada
totalitas kepribadian manusia.
Menurut Freud perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsitem dalam kepribadian manusia :
Id
Id
bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin
memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak
mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat manusia hewani.
Ego
Ego
berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego
adalah mediator anatara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional
dan realistik. Ego dapat menundukan manusia terhadap hasrat hewaninya.
Superego
Superego
adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati
nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial
dan kultural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat
yang tak berlainan ke alam bawah sadar.
Dalam psikoanalisis perilaku
manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen
psikologis (ego), dan komponen sosial (superego).
PERTANYAAN!!
Sebutkan contoh perilaku orang yang mencerminkan Id, Ego, dan Superego!
TEORI BEHAVIORISME
Teori
Behaviorisme Adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah
laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang
memberirespon terhadap lingkungan.Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa
hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.
Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).
Ciri
dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,
bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan
hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Edward Edward Lee Thorndike (1874-(1874-1949))
Menurut
Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
anatara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori Trial dan
Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya
aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal
eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan
reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936)
Teori pelaziman klasik
Adalah
memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan
stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku
tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang
netral melahirkan respons terkondisikan.
Skinner (1904-1990)
Skinner
menganggap reward(penghargaan) dan rierforcement(peneguhan) merupakan
factor penting dalan belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi
adalah meramal mengontrol tingkah laku. Teori ini juga disebut dengan
operant conditioning. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan
perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Albert Bandura (1925-sekarang)
Ternyata
tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura
menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan
peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar.
Behaviorsime
memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri
individu, sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa
eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme
muncul sebagai reaksi pada psikologi ”mentalistik”.
Format Diskusi
Psikologi Komunikasi
Kelebihan :
- menyebabkan arus komunikasi yang bebeas di antara anggota-anggota kelompok
- terjadi jaringan komunikasi semua saluran
- memudahkan partisipasi spontan yang lebih demokratis daripada susunan meja segi empat yang lebih otokratis dan kaku
- memungkinkan individu berbicara kapan saja tanpa ada agenda yang tetap.
- Mengisyaratkan waktu yang tidak terbatas dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
- Lebih informal
Kekurangan:
- Sifatnya terbatas
- Tidak dapat digunakan dalam diskusi yang bersifat formal.
Contoh : Diskusi dalam belajar kelompok
Simposium :
Kelebihan :
- Simposium menyajikan informasi untuk dijadikan suber rujukan khalayak dalam mengambil keputusan pada waktu yang akan datang
- Informasi diklasifikasikan berdasarkan urutan logis, perbedaan titik padang, atau pemecahan alternatif
- Setiap bagian dari pokok bahasan diulas oleh seorang pembicara pada waktu yang sudah ditentukan
-
Hadirin dapat mendiskusikannya dalam forum yang diatur oleh moderator,
sehingga proses diskusinya pun menjadi sangat teratur dan rapi.
- Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
- Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
- Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
- Dapat direncanakan jauh sebelumnya.
Kekurangan :
- Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
- Kurang interaksi kelompok.
- Menekankan pokok pembicaraan.
- Agak terasa formal.
- Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
- Sulit mengadakan kontrol waktu.
- Secara umum membatasi pendapat pembicara.
- Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
- Cenderung dipakai secara berlebihan.
Contoh : Konfrensi Pers
Diskusi Panel :
Kelebihan :
- Membangkitkan pikiran.
- Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
- Mendorong ke analisis lebih lanjut.
- Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.
Kelemahan :
- Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
- Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
- Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
- Cenderung menjadi serial pidato pendek.
- Membutuhkan persiapan yang cukup masak.
Contoh
: Diskusi panel, biasanya untuk membahas suatu hal yang membutuhkan
banyak pembicara (panelis I, Panelis II, Panelis III). Misalnya ketika
terdapat diskusi tentang “pengelolaan sampah di bandung”, maka
panelis2nya adalah orang-orang yang berhubungan dengan masalah tersebut
dengan jabatan yang berbeda.
Kolokium :
Kelebihan :
-
Memberian kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan
pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang atau beberapa orang
ahli
- Bersifat teratur dan formal
Kekurangan :
- Diskusi diatur secara ketat oleh moderator sehingga penanya tidak dapat bertanya dengan leluasa
- Ahli biasanya hanya diizinkan menjawab pertanyaan, tidak boleh bertanya.
Contoh : di amerika biasanya terdapat perdebatan terbuka antar calon presiden ”public debate”
Forum (ceramah)
Kelebihan :
- Menambah pandangan dengan reaksi pengunjung.
- Dapat dipakai terutama pada kelompok yang besar.
- Dapat dipakai untuk menyajikan keterampilan yang banyak dalam waktu singkat.
- Pergantian pembicara menambah vaniasi.
- Reaksi pengunjung mendorong pengunjung untuk mendengarkan dengan lebih banyak perhatian.
Kelemahan :
- Membutuhkan banyak waktu.
- Pribadi masing-masing pembicara dapat memaksakan pada materi yang kurang tepat.
- Tanggapan dari kelompok tertunda.
- Sulit mengendalikan waktu.
- Periode forum mudah terulur.
Contoh
: Komunikator menggabungkan pertanyaannya sendiri, pertanyaan dari
khalayak dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang digabungkan untuk
menghasilkan suatu diskusi terbuka yang informatif dan menghibur.
Prosedur Parlementer
Kelebihan :
- diskusi akan berjalan sangat teratur karena terdapat peraturan tata tertib selama mengadakan diskusinya.
- secara ketat memaksa kelompok mendiskusikan hanya satu persoalan pada satu saat
Kekurangan :
- hanya dengan suara dua pertiga diskusi dapat dihentikan
-
yang boleh bicara diatur oleh ketua. Sehingga orang lain yang mempunyai
ide-ide kreatif akan tersendat bila tidak ditunjuk oleh ketuanya.
- Segala hal ditentukan dalam sidang sehingga, sudah dapat diramalkan waktu bicara seseorang.
Contoh : Sidang di Parlemen
Sensasi, Persepsi, Memori
Psikologi Komunikasi
1.1 Sensasi
Sensasi
berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon,
“Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi,
fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita
mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber
informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal)
atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar diindera oleh
eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam
diindera oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan
tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor (misalnya, organ
vestibular).
1.2 Persepsi
Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor
personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi
persepsi, yakni perhatian.
Perhatian (Attention)
Perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E.
Andersen)
Faktor Eksternal Penarik Perhatian
Hal ini
ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional
terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal
atau penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol,
seperti :
Gerakan secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
Intensitas Stimuli, kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
Kebauran (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.
Faktor Internal Penaruh Perhatian
Apa
yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau
sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat,
dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari
faktor-faktor yang ada dalam diri kita. Contoh-contoh faktor yang
memengaruhi perhatian kita adalah :
Faktor-faktor Biologis
Faktor-faktor Sosiopsikologis.
Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
Perhatian itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
Kita cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan kita.
Kita menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat, nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
Kebiasaan
sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga
apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
Dalam situasi
tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk
menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
Walaupun
perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih
hidup dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan
betul-betul cermat.
Perhatian tergantung kepada kesiapan mental kita,
Tenaga-tenaga motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
Intesitas perhartian tidak konstan
Dalam hal stimuli yang menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
Usaha untuk mencurahkan perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
Kita mampu menaruh perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik dan memertahankan perhatian
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor
fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain
yang termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal.
Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memeberikan respons pada stimuli itu.
Kerangka Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai
kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian
psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen
psikofisik, Wever dan Zener menunjukan bahwa penilaian terhadap objek
dalam hal beratnya bergantung pada rangkaian objek yang dinilainya.
Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan memengaruhi bagaimana memberi
makna pada pesan yang diterimanya.
Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor
structural berasal semata-mara dari sifar stimuli fisik dan ekfek-efek
saraf yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog
Gestalat, seperti Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan
prinsip-prinsip persepsi yang bersifat structural. Prinsip-prinsip ini
kemundian terkenal dengan nama teori Gestalt. Menurut teori Gestalt,
mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan.
Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya. Jika kia ingin
memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang
terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.
Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
Dalil
persepsi yang pertama : Persepsi bersifat selektif secara fungsional.
Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita
biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi
Dalil persepsi yang kedua : Medan perceptual dan kognitif
selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli
dengan melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak
lengkap, kita akan mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan
rangkaian stimuli yang kita persepsi.
Dalil persepsi yang ketiga :
Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu
dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan
dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua
dengan efek berupa asimilasi atau kontras.
Dalil persepsi yang
keempat : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu
atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari
struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural
dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau
balok.
Pada persepsi sosial, pengelompokan tidak murni
structural; sebab apa yang dianggap sama atau berdekatan oleh seorang
individu, tidaklah dianggap sama atau berdekatan dengan individu yang
lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan kedekatan ini sering
dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan kredibilitasnya, atau
mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise tinggi. Jadi,
kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi sebagai
bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan
stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.
1.3 Memori
Dalam
komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang
sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori meleawai tiga proses:
Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit saraf internal.
Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan
Jenis-jenis Memori
Pemanggilan diketahui dengan empat cara :
Pengingatan
(Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi
secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
Pengenalan (Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih mudah mengenalnya.
Belajar lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
Redintergrasi (Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.
Mekanisme Memori
Ada tiga teori yang menjelaskan memori :
Teori
Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga
Benton J. Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more
memorizing one does, the poorer one’s ability to memorize” – makin
sering mengingat, makin jelek kemampuan mengingat.
Teori Interferensi
(Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas.
Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal
yang menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi
retroaktif (hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan),
hambatan motivasional, dan amnesia.
Teori Pengolahan Informasi (
Information Processing Theory), menyatakan bahwa informasi mula-mula
disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk
short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu dilupakan atau
dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM, memori jangka
panjang)
Konsep Manusia Kognitif, dan Humanistik
Psikologi Komunikasi
Konsep Manusia Dalam Psikologi Kognitif
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya:
manusia: makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens). Decrates, juga
Kant, menyimpulkan bahwa jiwalah yang menjadi alat utama pengetahuan,
bukan alat indera. Jiwa menafsitkan pengalaman inderawi secara aktif:
mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna.
Tidak semua stimuli kita terima.
Para psikologi Gestalt
menyatakan bahwa manusia tidak memberikan respons kepada stimuli secara
otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan
mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap
dulu ”pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang
bermakna.
Menurut Lewin, perilaku mansia harus dilihat dari
konteksnya. Dari fisika, Lewin meminjam konsep medan (field) untuk
menunjukan totalitas gaya yang mempengaruhi seseorang pada saat
tertentu. Perilaku manusia bukan sekedar respons pada stimuli, tetapi
produk berbagai gaya yang mempengaruhi manusia sebagai ruang hayat (life
space). Ryang hayat terdiri dari tujuan kebutuhan individu, semua
faktor yang disadarinya, dan kesadaran diri.
Dari Lewin juga
lahir konsep dinamika kelompok. Dalam kelompok, individu menjadi bagian
yang saling berkaitan dengan anggota kelompok yang lain. Kelompok
memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki individu. Lewin juga berbicara
tentang tension (tegangan) yang menunjukan suasana kejiawaan yang
terjadi ketika kebutuhan psikologis belum terpenuhi.
Sejak
pertengahan tahun 1950-an berkembang penelitian mengenai perubahan sikap
dengan kerangka teoritis manusia sebagai pencari konsistensi kognitif
(The Person as Consistency Seeker). Di sini, manusia dipandang sebagai
makhluk yang selalu berusaha menjaga keajegan dalam sistem
kepercayaannya dengan perilaku.
Awal tahun 1970-an, teori
disonansi dikritik, dan muncul konsepsi manusia sebagai pengolah
informasi (The Person as Information Processor). Dalam konsepsi ini,
manusia bergeser dari orang yang suka mencari justifikasi atau membela
diri menajadi orang yang secara sadar memecahkan persoalan. Perilaku
manusia dipandang sebagai produk strategi pengolahan informasi yang
rasional, yang mengarahkan penyandian, penyimpanan, dan pemanggilan
informasi.
Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
Pada
psikologi Humanistik, manusia menentukan cinta, kreativitas, dan
pertumbuhan pribadi yang ada dalam dirinya. Psikologi Humanistik
mengambil banyak dari psikoanalisis Neo-Freudian, tetapi lebih banyak
mengambil dari fenomologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memandang
manusia hidup dalam ”dunia kehidupan” yang dipresepsi dan diinterpretasi
secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri.
Menusut
Alferd Schutz, pengalaman subjektif ini dikomunikasikan oleh faktor
sosial dalam proses intersubjektivitas. Intersubjektivitas diungkapkan
pada eksistensialisme dalam tema dialog, pertemuan, hubungan
diri-dengan-orang lain, atau apa yang disebut Martin Buber ”I-thou
Relationship”. Istilah ini menunjukan hubungan pribadi dengan pribadi,
bukan pribadi dengan benda; subjek dengan subjek, bukan subjek dengan
objek.
Perhatian pada makna kehidupan adalah juga hal yang
membedakan psikologi humanistik dari mazhab yang lain. Manusia bukan
saja pelakon dalam panggung masyarakat, bukan saja pencari identitas,
tetapi juga pencari makna.
Fran menyimpulkan asumsi-asumsi
Psikologi Humanistik: keunikan manusia, pentingnya nilai dan makna,
serta kemampuan manusia uuntuk mengembangkan dirinya.
Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut:
Setiap
manusia hidup dalam dua pengalaman yang bersifat pribad dimana dia –
sang Aku, Ku, atau diriku (the I, me, or myself) – menjadi pusat.
Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan diri.
Individu bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya.
Adnggapan adanya ancapan terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri.
Kecenderngan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri.
Psikologi komunikasi merupakan salah satu cabang kajian dalam Ilmu Komunikasi yang membahas mengenai bagaimana pemahaman terhadap psikologi dapat membuat proses penyampaian pesan (proses komunikasi) menjadi lebih efektif. Seperti diketahui, psikologi merupakan ilmu yang secara tetap mengkaji dan mempelajari komunikasi tentu saja dengan menggunakan cara pandang dan pendekatan secara psikologi sebagaimana halnya ilmu filsafat dan sosiologi. Secara umum kita dapat mendefinisikan psikologi komunikasi sebagai ilmu yang menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi.
Ada pun arti penting mengapa kita harus mempelajari dan mengkaji psikologi komunikasi adalah seperti telah disebutkan di atas, agar komunikasi yang kita lakukan dapat berjalan secara efektif. Lalu seperti apa tanda berjalannya komunikasi secara efektif?
Menurut Stewart Tubs dan Silvia Moss tanda komunikasi yang efektif adalah:
1. Adanya mutual understanding yang bisa terbentuk jika terdapat frame of reference dan field of experience diantara komunikator dan komunikan
2. Munculnya kesenangan
3. Dapat mempengaruhi sikap dan tindakan
4. Terciptanya hubungan sosial yang baik
Bagaimana melakukan komunikasi yang efektif?
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Diantaranya:
1. Memprediksi individu secara tepat bahwa setiap individu itu unik. Ada tiga level analisis prediction:
- cultural level of analysis
- Sociological level of analysis
- Physicological level of analysis
2. Menentukan strategi yang tepat
3. Sharing of meaning
4. Win-win solution sehingga hubungan menjadi hangat dan akrab.
Hal-hal yang dipelajari dalam psikologi komunikasi
Psikologi komunikasi akan mempelajari;
1. Sistem komunikasi intrapersonal
2. Sistem komunikasi interpersonal
3. Sistem komunikasi kelompok
4. Sistem komunikasi massa
Referensi :
- Jalaludin Rahmat
Just
Thanks For :
Semoga
bermanfaat. . .
Silahkan
kunjungi blog Gallery Foto saya, dengan link dibawah ini :
Best Regard,
Shandry Fadlyka