Teori Pembelajaran Sosial
Banyak hal dalam kehidupan yang diperoleh dari berinteraksi sosial di tengah masyarakat. Seseorang yang awam tentang komputer menjadi ahli dalam merakit komputer karena semasa kuliah ia berada satu kost dengan ahli-ahli komputer. Umumnya, orang membiarkan diri atau sengaja berbuat sesuatu bila hal itu dirasakan dapat menghasilkan suatu imbalan (reward) bagi dirinya. Pengertian imbalan disini tidak semata-mata berarti materi. Imbalan yang bukan berbentuk selain materi pun, seperti rasa puas, rasa senang, dan lain-lain, membuat orang berminat untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan termasuk proses belajar untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dengan demikian orang sebenarnya menjalani apa yang disebut belajar melalui proses sosial (social learning).
Michael
(1971) menjelaskan bahwa teori perilaku memberi peran yang penting bagi
penegasan (reinforcement) dan imbalan (reward) dalam belajar.
Pentingnya peran tersebut dapat dipahami karena dua alasan, yaitu:
•
Reinforcement dan perangsang (insentif) telah ditunjukan berulang
sebagai pengaruh yang kuat dalam belajar dan dalam pilihan perilaku pada
banyak situasi. Contoh : Para ekonom sudah lama mengakui bahwa
keuntungan merupakan faktor penentu penting bagi keputusan-keputusan
bisnis dan financial
• Pada umumnya penelitian tentang belajar lebih
banyak mengkaji hewan daripada mengkaji manusia. Dan hewan dianggap
memiliki dorongan yang bersifat langsung atas direct reinforcement dan
dipandang sebagai suatu mekanisme balajar yang utama.
Social
Learning melalui observasi. Perkembangan teoritis yang lain menekankan
social learning melalui pengamatan (observasi). Observational Learning
menunjuk kepada proses belajar tanpa imbalan atau tekanan langsung.
Orang belajar dengan mengamati orang lain dan kejadian dan tidak
semata-mata dari konsekuensi langsung dari apa yang mereka perbuat
sendiri. Apa yang kita ketahui dan bagaimana kita berperilaku tergantung
pada apa yang kita lihat dan kita dengar, dan bukan Cuma pada apa yabg
kita dapatkan. Melalui observasi, orang belajar mengenai lingkungan dan
perilaku orang lain. Si pengamat dapat mempelajari respons yang
sepenuhnya baru, hanya dengan mengamati perilaku baru yang diperlihatkan
oleh pihak lain. Perolehan pola respons yang sepenuhnya baru itu
melalui proses-proses observasional secara khusus dibuktikan dalam
belajar bahasa.
Kompleksitas Social Learning. Teori-teori perilaku
sosial yang paling kontemporer mengakui bahwa orang dapat membangkitkan
pola-pola perilaku dalam cara-cara yang kompleks. Mereka tidak begitu
saja dan secara otomatis memberikan respons seperti apa yang telah
dikondisikan dalam kaitan dengan stimuli yang diberikan. Juga disepakati
bahwa bagaimana seseorang individu menafsirkan dan mempersepsikan
rangsangan dari dalam dirinya dan dari luar mempengaruhi bagaimana ia
akhirnya bereaksi kepada rangsangan-rangsangan tersebut.
Tidak
seorang pun individu yang melakukan seluruh hal yang telah dipelajarinya
dan yang dapat dilakukannya. Jelas terdapat perbedaan antara apa yang
telah dipelajari atau diketahui seseorang dengan apa yang
sesungguhnyadilakukan pada situasi tertentu. Misalnya, kebanyakan orang
dewasa tahu cara berkelahi, tapi tidak semua memiliki keterampilan yang
sama dalam berkelahi. Terdapat perbedaan yang besar antara apa yang
sanggup dilakukan seseorang dalam situasi tertentu dan apa yang
sesungguhnya dilakukannya. Karena itu ada gunanya untuk membedakan
antara learning atau perolehan perilaku dan pelaksanaanya.
Learning
atau perolehan respons-respons yang baru diatur oleh proses-proses panca
indera dan pengetahuan. Perolehan itu dapat dimudahkan dengan adanya
insentif dan pengokohan tetapi tidak bergantung secara keseluruhan. Jadi
apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tergantung pada apa yang
diketahuinya dan pada keterampilan, informasi, peraturan dan pola-pola
respons yang dipelajarinya atau diperolehnya. Perilaku yang dipelajari
ini mungkin diperoleh melalui proses-proses observasi dan kognitif dan
bukan cuma melalui pengkondisian dan reinforcement langsung. Seseorang
mungkin tidak melakukan perilaku tertentu karena ia tidak pernah
mempelajari sebelumnya. Pada pihak lain, pola respons mungkin tersedia
baginya, tapi tidak dikarenakan oleh kondisi-kondisi stimulus dan
tekanan tertentu.
Efek mengamati hasil perilaku orang lain. Ketika
seseorang mengamati bahwa orang lain (model) mendapatkan konsekuensi
yang positif untuk suatu pola respons, ia cenderung untuk berbuat lebih
siap dengan cara-cara yang sama. Misalnya bila seorang anak melihat anak
lain menerima dorongan dan pujian untuk suatu keagresifan dalam suatu
permainan, maka kecenderungannya sendiri untuk bertindak agresif pada
situasi yang sama akan meningkat. Sebaliknya ketika model sosial dihukum
untuk perilaku mereka, yang melihatnya cenderung menjadi lebih malu
untuk mempertunjukan perilaku yang sama.
Just
Thanks For :
Semoga
bermanfaat. . .
Silahkan
kunjungi blog Gallery Foto saya, dengan link dibawah ini :
Best Regard,
Shandry Fadlyka