Dikotakkatik [Video Editing][Photograph][News][Kuliah]: Pengertian Dasar Penyiaran (Broadcast)

Pages

::[Copyrights]::

::[Let's Chekidot]::

Thursday, June 28, 2012

Pengertian Dasar Penyiaran (Broadcast)

Basic Of Broadcasting


Pengertian broadcasting yaitu proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.

Menurut UU No.32/2002 tentang penyiaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan  menggunakan spectrum radio melalui udara, kabel dan/media untuk diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran. Kegiatan penyiaran meliputui dua bagian : penyiaran radio dan penyiaran televisi.
Sedangkan menurut Malvin de Fluer adalah jenis media massa yang menggunakan instrument elektromagnetik dalam menyampaikan pesan ke audiensnya secara simultan (Malvin L. Defluer & Evert E. Dennis, Understending Mass Communication, 1985)
Untuk memperjelas pengertian media penyaiaran, berikut tersaji perbedaan antara media penyiaran dengan media cetak.
Perbedaan
NO
Media Penyiaran
Media Cetak
1
Menggunakan Frekuensi
Tidak
2
Menggunakan Alat Transmiter (Pemancar)
Tidak
3
Mengunakan Alat Penerima (Reciver)
Tidak
4
Pesan diterima secara serentak
Ya
5
Pesan diterima pada waktu yang sama
Relatif Tidak
6
Pandang / dengar (audio / visual)
Tidak (hanya visual)

Istilah lain yang terkait dengan broadcast :
1. Broadcasting,  proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.
2. Broadcast Address, Sebuah alamat yang isinya bit 1 semua, dapat memberi alamat pada semua terminal yang berhubungan dengan jaringan tersebut.
3. Broadcast Communication Network, istilah untuk jaringan komunikasi yang pengiriman datanya dari sebuah terminal dilakukan secara broadcast.
4. Nonbroadcast Multiaccess, istilah untuk menjelaskan jaringan multiakses yang tidak mendukung fungsi broadcast atau dimana fungsi ini tidak memenuhi kelayakan, contohnya, sebuah kelompok broadcast SMDS atau suatu Ethernet diperluas yang terlalu besar.
5. Ping Broadcast, serangan dengan menggunakan ping ke alamat broadcast, sering disebut juga dengan smurf. Seluruh komputer (device) yang berada di alamat broadcast tersebut akan menjawab.Ping Broadcast biasanya dilakukan dengan menggunakan IP spoofing, yaitu mengubah nomor IP dari datangnya request. Dengan menggunakan IP spoofing, respon dari ping tadi dialamatkan ke komputer yang IP-nya di spoof. Akibatnya komputer tersebut akan menerima banyak packet.

SIFAT MEDIA PENYIARAN
                                                                                                                                                                                                                  
          Dalam persaingan di Era Digitalisasi, faktor kecepatan dan ketepatan dengan kualitas gambar tiga dimensi serta audio sekaliber teater sangat mempengaruhi sifat media siaran yang dapat dikatakan seolah-olah menguasai waktu juga. Dahulu orang menunggu berita sangat lama untuk mengetahui perkembangan suatu peristiwa dari media penyiaran. Kini pemirsa dapat mencarinya semudah mendapatkan berita di surat kabar dengan waktu hanya beberapa menit setelah kejadian, itulah kemajuan teknologi. Sebagai contoh radio Elsinta yang setiap menit menginformasikan berbagai perkembangan peristiwa yang sedang terjadi. Atau berita di Metro TV yang berkelanjutan menyajikan informasi suatu peristiwa faktual dan aktual. Akan tetapi semua itu tetap saja tidak menguasai waktu seperti halnya media cetak yang dapat dikutip juga sebagai penulisan buku.
            Sifat media penyiaran memang berbeda dengan media massa lainnya. Adapun media massa dibagi menjadi media massa cetak dan media massa elektronik, sedangkan media massa elektronik penyiaran yang terdiri dari radio dan televisi juga memiliki perbedaan ciri dan sifatnya. Media massa elektronik non penyiaran adalah film, VCD dan internet)
Adapun agar lebih lengkapnya perbedaannya dapat dikatakan sebagai berikut;

JENIS MEDIA
SIFAT
Cetak
-          Dapat dibaca, dimana dan kapan saja
-          Dapat dibaca berulang-ulang
-          Daya rangsang rendah
-          Pengolahan bisa mekanik, bisa elektris
-          Biaya reletif rendah
-          Daya jangkau terbatas
Radio
-          Dapat didengar bila siaran
-          Dapat didengar kembali bila diputar kembali
-          Daya rangsang rendah
-          Elektris
-          Relatif murah
-          Daya jangkau luas
Televisi
-          Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
-          Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali
-          Daya rangsang sangat tinggi
-          Elektris
-          Sangat mahal
-          Daya jangkau luas

            Dengan demikian jelas bahwa media cetak dapat menguasai waktu tapi tidak menguasai ruang karena kapanpun dilihat surat kabar tetap utuh dan dapat dijadikan literatur berbagai kegiatan. Televisi dan radio dikelompokan menguasai ruang tidak menguasai waktu sehingga dimanapun berada selama dapat dijangkau oleh pemancar-nya, maka radio dan televisi dapat dinikmati. Radio dan televisi tidak dapat diulang-ulang ditonton oleh pemirsanya seperti halnya media cetak yang selalu bisa diulang-ulang. Walaupun ada berita pilihan Suara Anda di Metro TV, tetapi hal itu hanya dapat dinikmati oleh sebagian orang saja yang belum tentu menginginkannya. Ketika menginginkan suatu berita pun tidak bisa langsung seseorang memilih berita pilihannya. Karena Suara Anda tidak selalu ada setiap saat melayani, untuk memilih berita.
            Siaran radio dan televisi sesuai dengan sifatnya yang langsung dapat dinikmati secara audio dan visual (suara dan gambar) bersamaan oleh seluruh lapisan masyarakat, tetapi tidak semua siaran tersebut dapat memuaskan seluruh lapisan masyarakat tadi. Dimana ada yang terpukau menyaksikannya tetapi ada kelompok lain yang merasa kecewa atau tidak puas dengan program tersebut. Ada kalanya kaum atas berpendidikan yang menyukai program tersebut namun kalangan bawah merasa terhina dengan hal tersebut.
Adapun lebih lengkapnya pembagian saluran komunikasi sebagai upaya manusia melakukan komunikasi baik melalui media ataupun tidak melalui media dapat dirinci sebagai berikut;
Saluran Komunikasi
1.    Langsung tatap muka yaitu ; Pertemuan, forum, diskusi panel, ceramah, kuliah
2.    Dengan media yaitu ;
        Media Massa;
2.1.1. Periodik
          2.1.1.a - Elektronik Media Penyiaran (radio, televisi)
                      - Elektronik Non Media Penyiaran (film, internet)
          2.1.1.b - Cetak (Surat kabar, Majalah)
2.1.2. Non Periodik
          2.1.2.a - Manusia (Juru kampanye, Juru penerang)
          2.1.2.b – Benda (Spanduk)
        Non Media Massa;
2.2.1. Manusia (Kurir)
       2.2.2. Benda; Elektronik (Telpon, Fax) dan Non Elektronik (Surat)

            Mengingat masing-masing sarana itu memiliki sifat khas maka cara mengolah isi pesan harus disesuaikan dengan sifat khas tadi, dengan tujuan agar isi pesan yang disajikan dapat diterima khalayak (pembaca, pendengar dan pemirsa) secara tepat dan jernih sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang lain.
            Masing-masing media memiliki kelebihan dan juga kelemahan dalam fungsinya sebagai sarana, namun demikian, bagi khalayak, kelebihan dan kelemahan ini justru dapa saling melengkapi dalam memperjelas penerimaan informasi atau isi pesan. Melalui radio dan televisi, informasi dapat diterima secara cepat tetapi tidak terinci, sedangkan informasi yang terinci dapat diperoleh melalui media massa periodik cetak.
            Media massa periodik cetak maupun elektronik memiliki sifat yang disyaratkan atau diwajibkan sebagaimana layaknya sebuah media massa periodik, yaitu publisitas, universalitas, kontinuitas, dan aktualitas, yaitu;
-          Publisitas dapat disebarluaskan kepada khalayak,
-          Universalitas berarti isi pesannya bersifat umum atau universal, yang berarti dapat dibaca, didengar atau dilihat oleh siapa saja.
-          Periodisitas berarti disajikan (diterbitkan atau disiarkan) kepada khalayak secara periodik atau tetap
-          Kontinuitas berarti berita yang disajikan berkesinambungan, sampai fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita itu tidak lagi dinilai penting atau menarik oleh sebagian besar khalayak.
-          Aktualitas berarti isi pesan mengutamakan nilai kebaruan.
Fungsi dari media penyiaran dalam menyiarkan program timeless/imajinatif dan timeless faktual serta menginformasikan fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita yang terjadi ditengah masyarakat, serta memberikan penjelasan masalah hangat melalui nara sumber yang relevan untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpastian yang berkembang di lapisan masyarakat.
Book, D. Cary, Tannenbaum dalam bukunya The Radio & Television Commercial menulis beberapa karakteristik televisi, adalah;
1.    Radio terdapat dimana-mana.
2.    Radio bersifat memilih. (geografi, demografi pendengar radio membantu pengiklan dalam menetapkan target pendengar)
3.    Radio bersifat ekonomis.
4.    Radio bersifat cepat dalam menyampaikan informasi.
5.    Radio bersifat partisipasif. (Rasa persahabatan dan kesetiaan pada stasiun radio tertentu melekat pada pendengarnya)
Buku Effective Radio Advertising, Weinberger, Campbell, dan Brody menyebutkan kekuatan radio sebagai berikut;
1.    Jangkauan luas. (Sepanjang hari terdapat dimana-mana)
2.    Pendengarnya yang sangat specifik. (geografi, demografi, minat khusus, sampai sifat psikologis)
3.    Hemat biaya bagi pengiklan.
4.    Frekuensi. (dapat mencapai frekuensi yang sangat tinggi dalam waktu singkat)
5.    Daya cipta atau kreatifitas. (imajinasi teater pikiran)
Dalam buku Contemporary Radio Programming Strategies, David T. MacFarland menyebutkan bahwa radio merupakan sesuatu yang paling berharga. Karakteristik radio menurutnya adalah;
1.    Permintaan lemah. (dilihat dari konsentrasi dan perhatian pendengar tergolong lemah  dibandingkan televisi dan koran)
2.    Mengelilingi. (fantasi yang luas mengelilingi dimanapun juga pendengarnya)
3.    Sesuatu yang menyuburkan fantasi dan lamunan. (Radio sebagai penyebabnya)
4.    Media Komunikasi. (media yang dominan pada budaya masa kini)
5.    Digunakan untuk komunikasi massa. (pendengarnya yang heterogen)
Sedangkan Candra Novriadi dalam bukunya Mengapa Menggunakan Radio?  Menyebutkan karakteristik radio sebagai berikut;
1.    Kelompok sasaran yang spesifik. (profil pendengar masing-masing)
2.    Lebih banyak orang lebih banyak waktu. (daya jangkau luas pontensial setiap saat)
3.    Terkait dengan aktivitas. (radio dapat aktif digunakan secara bersamaan/sambilan)
4.    Kesegeraan dan keluwesan. (bersifat langsung/live/broadcasting, dan luwes terhadap situasi disekitarnya)
5.    Pesan bersifat stand alone. (iklan berdiri sendiri dan memiliki daya imajinasi yang luas, sehingga potensial)
6.    Informasi yang dapat dipercaya. (pendengar mengunakan radio karena kridibel)
7.    Media personal. (radio berbicara secara pribadi pada pendengarnya yang spesifik)
8.    Interaktif. (pendengar dapat melibatkan diri secara langsung)
9.    Cost Effective.
10.  Memiliki kepribadian. (memiliki dan memberi kepribadian yang menyebabkan orang dekat sekaligus meresponsnya)
11.  Memberikan hasil. (iklan radio berhasil mengingatkan dengan detail merk yang khas)
Andy Rustam dalam makalah kepenyiaran menyebutkan bahwa kekuatan radio adalah sebagai berikut;
1.    Menjaga Mobilitas. (pendengarnya diupayakan tetap pada mobilitas tinggi)
2.    Informasi tercepat. (kesegaran informasinya)
3.    Auditif. (suara mempunyai kelebihan dalam pendekatan dengan pendengar)
4.    Menciptakan theather of mind. (imajinasi yang mengoda rasa penasaran pendengar)
5.    Komunikasi Personal. (menciptakan keakraban dengan pendengar, sehingga ikatan kebutuhan dan saling ketergantungan menjadi kuat)
6.    Murah.
7.    Mass Distributor. (sebagai distributor informasi, edukasi, dan hiburan yang simultan)
8.    Format dan Segmentasi Tajam. (konsep radio menajamkan format dan segmentasi pendengar)
9.    Daya Jangkau Luas. (areal sasaran yang luas untuk mengatasi hambatan geografis, cuaca, dan sistem distribusi)
10.  Menyentuh kepentingan lokal dan regional. (kebutuhan untuk mengetahui situasi lokal dan regionalnya)
Adapun makalah Bagaimana menjadi Penyiar/Jurnalis Profesional?, Ari R. Maricar menyebutkan kekuatan dari radio, yakni sebagai berikut;
1.    Yang pertama dan yang utama dalam menjangkau khalayak.
2.    Unggul dalam menjaring konsumen primer. (target utama pengiklan usia 18 - 49 tahun/produktif, yang dalam keseharian diperkirakan lebih sering dengan media radio)
3.    Media tercepat sebagai sumber Berita.
4.    Media utama bagi khalayak bermobil.  (frekuensi FM dengan kualitas stereo)
5.    Media tercepat dan fleksibel. (selain cepat bentuk tampilannya fleksibel)
6.    Menggoda. (suara penyiar, format siaran dan iklan radio dalam 20 – 60 detik sudah dapat mengoda minat)
7.    Suara manusianya menyakinkan. (penyiar yang tampil akrab, mengharukan, marah atau komedi cepat menyerap pada pendengarnya)
8.    Suara lebih cepat dicerna. (otak manusia berkemampuan mencerna pesan yang didengarnya/radio 22% lebih cepat dari yang visual)
Sedangkan dalam makalah kepenyiaran Andy Rustam menyebutkan ada tiga hal kelemahan radio, yakni sebagai berikut;
1.    Hanya berupa suara.
Meskipun suara dalam butir keunggulan mempunyai kharisma besar, namun kemampuan radio yang hanya mengeluarkan suara merupakan kelemahan. Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data, atau hal-hal teknis tanpa menimbulkan salah paham. Bandingkan dengan televisi dan media cetak yang sangat mudah menjelaskan sesuatu dengan gambar, data, atau petunjuk instruksional. Dalam beberapa hal, gambar lebih mampu mengkomunikasikan sesuatu daripada rangkaian kata dan kalimat sebanyak apapun.
2.    Bersifat selintas.
Kelemahan menonjol dari produksi radio yang hanya mengeluarkan suara adalah sifat selintasnya. Artinya, semua radio tersebut tidak terdokumentasikan oleh pendengar. Beda dengan media cetak yang tertulis dan tercetak sehingga dalam kesempatan apa pun pembaca bisa mengulang atau menunda membaca informasinya. Berbeda dengan radio yang memaksa pendengar untuk memerhatikan materi yang diudarakan. Selain itu, pendengar tidak bisa meminta pengulangan materi apabila ada sesuatu yang tidak jelas atau tidak dimengerti (kecuali format live interaktif dengan menyediakan nomor sms).
3.    Antidetail.
Kelemahan yang bersifat auditif dan selitas, karena radio tidak mungkin menyajikan sesuatu secara detail. Contohnya, apa yang terjadi apabila radio menyiarkan deretan angka atau menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis? Khalayak pendengar pasti merasa lelah dan tidak sanggup menyerap semua informasi yang disampaikan. Namun, pengertian ’antidetail’ bukan berarti radio tidak bisa menyajikan sesuatu secara depth, karena di radio dimungkinkan untuk menyajikan sesuatu dari tinjauan analisis prediksi atau ulasan latar belakang.  
            Apabila kita melihat dari kelemahan media radio dan media cetak, maka disanalah letak kekuatan dari media televisi. Seperti halnya pada masa sejarah dunia penyiaran dari segi teknologi maupun industri, maka media televisi merupakan media pelengkap sekaligus memiliki ransangan yang tinggi. Beberapa kekuatan dari televisi dapat disebutkan sebagai berikut;
1.    Detail. (audio/visual)
2.    Daya ransangan yang tinggi. (informasi, iklan dan program)
3.    Teknologi tinggi. (digital, streaming)
4.    Menggoda.
5.    Mudah ditiru.
6.    Jangkauan luas. (nasional, regional dan international)
Selain memiliki kekuatan, media televisi tentunya memiliki juga kelemahan yang tidak didapat oleh audien sehingga harus dicari pada media lain. Serta kelemahan yang sifatnya negative untuk audien. Kelemahan yang harus dicari pada media lain tentunya telah kita temui pada media radio. Sedangkan untuk media cetak dapat dikatakan informasi lengkap yang menguasai waktu akan memudahkan masyarakat untuk melengkapinya dari televisi. Sedangkan kelemahan negative pada televisi telah dikemukan oleh para ahli komunikasi sejak teknologi televisi berkembangkan. Seperti Melvin DeFleur, Joseph Dominick, McQuail dan lain sebagainya, bahwa dampak negative media televisi akan muncul kelak seiring dengan pemanfaatan televisi yang sangat komplek bagi kehidupan manusia. Kenyataan ini telah ada kita saksikan didepan mata kita, hampir setiap hari berbagai peristiwa terjadi yang tidak sedikit salah satu variabel penyebabnya dari media televisi.
Oleh sebab itu penyiaran radio televisi di Indonesia oleh Pemerintah saat ini tegaskan agar memproduksi program-program yang mendidik, memberdayakan dan mencerahkan bangsa. Agar kecintaan terhadap nasionalisme akan semakin menguat dan menciptakan kesejahteraan bangsa. Dengan menelaah daya ransang televisi yang demikian kuat, sebenarnya di negara-negara maju yang modern kepemilikan televisi berlangganan lebih dari 50% adalah sebagai bukti kedewasaan berpikir. Masyarakat modern akan mengunakan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan yang demikian luas bagi pengetahuaan serta aktivitasnya sehari-hari. Sehingga materi program pada penyiaran televisi publik dan komersial sangat santun dan menjunjung tinggi nilai moral dan budaya bangsa yang bersangkutan.
            Sementara itu disuatu negara yang demokratis maka fungsi pers dan media massa sedikitnya dapat digolongkan sebagai berikut;
1.    Menyampaikan fakta; Media massa menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda dll) dan disisi lain kebutuhan dan harapan penerima. (berita, laporan, dll)
2.    Menyajikan opini dan analisis; pada laporan berita, reporter memasukkan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus (kolom, editorial dll)
3.    Melakukan investigasi; fungsi ini adalah yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan ini, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli ilmuan yang membutuhkan waktu tahunan.
4.    Hiburan; sajian pers dan media massa kadang-kadang berfungsi sekaligus yaitu menghibur, mendidik dan memberikan informasi. Tetapi kadang-kadang juga terpisah antara satu dan yang lainnya. Yang merepotkan adalah apabila informasi tersebut dianggap sebagai hiburan.
5.    Kontrol; fungsi ini bisa dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. Ini sangat bergantung dari sistem pers di negara yang bersangkutan.
6.    Analisis kebijakan; fungsi ini merupakan kecendrungan yang kini sedang tumbuh di media Amerika. Dimana sajiannya adalah menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi. 
Saat ini, ada tiga standar sistem penyiaran di dunia, yaitu;
1.    NTSC atau National Television Standards Committee yang digunakan di Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Korea dan Meksiko.
2.    PAL atau Phase Alternating by Line yang digunakan disebagian Asia termasuk Indonesia, Australia, Cina, Amerika Serikat, dan sebagian Eropa.
3.    SECAM atau Sequential Couleur Avec Memoire yang digunakan di Perancis, Asia Tengah dan beberapa negara di Afrika.
Perbedaan tersebut terjadi karena negara yang memproduksi peralatan yang terkait dengan siaran itu menetapkan standar tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing. Dalam hal peralatan yang terkait dengan siaran televisi, hal pokok yang membedakannya adalah ;
1.    Jumlah bingkai gambar per detik (frame per second) yang digunakan,
2.    Jumlah garis pada setiap framenya, dan
3.    Jumlah frekuensi yang digunakan.
Jumlah bingkai gambar per detik atau frame per second (fps) menjadi syarat suatu gambar terlihat bergerak (motion picture). Dunia televisi adalah kelanjutan dari dunia fotografi. Seorang cameraman yang menggunakan camcoder atau handycam untuk mengambil gambar suatu subjek, sebenarnya tengah memotret subjek itu sebagaimana seorang fotografer menggunakan kamera fotografi. Namun perbedaan diantara keduanya adalah;
1.    Camcoder memotret subjek itu sebanyak 25 gambar sekaligus perdetik.
2.    Kamera fotografi hanya satu gambar saja untuk sekali foto.
Gambar yang direkam oleh camcoder tersebut, jumlahnya sangat banyak jika ditampilkan berurutan dengan sangat cepat maka akan tampak seperti bergerak. Negara-negara yang termasuk kelompok PAL dan SECAM menetapkan standar fps ini sebanyak 25, sementara kelompok NTSC yang dipelopori Amerika menetapkan fps sebanyak 30.
Ketentuan mengenai jumlah garis pada setiap frame gambar juga menjadi peraturan yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Gambar yang muncul pada layar televisi sebenarnya tersusun dari sejumlah elemen yang terdiri dari garis-garis horizontal. Garis-garis ini terbagi lagi atas bidang-bidang (fields), sementara frame terbentuk dari sejumlah fields. Ke-empat faktor ini sangat berperan dalam menentukan tingkat resolusi gambar. Amerika Serikat dan kelompok NTSC menetapkan banyaknya garis-garis horizontal untuk setiap rangka gambar adalah 525, sedangkan kelompok negara PAL menetapkan sebanyak 625, dan kelompok SECAM menetapkan 825 garis per detik.
Dalam hal jumlah frekuensi yang digunakan maka setiap negara memiliki ketentuan mengenai lebar pita frekuensi (bandwidth) yang berbeda-beda. Pemerintah di negara yang termasuk kelompok NTSC menetapkan lebar pita frekuensi 6 MHz untuk siaran televisi, sedangkan kelompok PAL menetapkan 7 MHz. Ketentuan mengenai lebar pita frekuensi ini, cenderung lebih mudah berubah-ubah, bahkan diantara sesama negara yang masuk dalam satu standar tertentu, bisa tidak sama. Pemerintah terkadang dapat menaikkan lebar pita frekuensi suatu blok siaran atau mungkin juga sebaliknya tergantung dari kebutuhan.
            Standarisasi ketiga sistem tersebut dapat mengganggu karena tidak saling kompatibel satu dengan lainnya, sehingga sering masalah saat transaksi jual beli peralatan siaran seperti kamera, video dan televisi, sebab kecendrungan sistem yang dipakai akan mengikuti standar yang ada pada negara yang memproduksi peralatan tersebut. Seperti halnya Indonesia menganut sistem PAL pada awalnya karena kemungkinan saat pertama kali mengembangkan dunia penyiaran televisi, yaitu TVRI mengikuti teknologi dari Jerman Barat. Dimana pihak negara maju yang berada di Eropa tersebut menganut sistem PAL. Ketika itu hampir seluruh peralatan TVRI di kirim dari Jerman Barat, termasuk tenaga kerjanya dirim ke Jerman untuk belajar. Selain mempelajari peralatan dan teknologi penyiaran buatan Jerman Barat, struktur pembuatan materi siaran juga diadopsi dari sana. Setelah mengikuti berbagai pendidikan penyiaran, para ahli dari Jerman Barat juga segaja ditempatkan sebagai instruktur dan tenaga ahli yang berada di TVRI selama beberapa dekade. Tujuan ini tentunya untuk sekalian memasarkan produknya agar tetap menggunakan teknologi mereka.
            Namun seiring dengan perubahan kemajuan teknologi dan politik serta perekonomian di dunia. Justru penguasaan peralatan penyiaran beralih ke negara lain yang menjadi barometernya. Jepang sejak tahun 1990 hingga saat ini, sangat giat membantu Indonesia dalam hal perkembangan teknologi penyiaran. Walaupun Standarisasi penyiaran di Jepang adalah NTSC yang berbeda dengan Indonesia. Hal ini terjadi dimungkinkan karena sejak Jerman bersatu, fokus pengembangan negaranya beralih pada kemajuan di Jerman Timur. Sedangkan Jepang telah muncul menjadi kekuatan teknologi penyiaran di dunia yang tidak ada tandingannya melalui Sonny, Panasonic, Ikegami, Toshiba dan lain sebagainya.
            Negara Jepang walaupun bukan yang menemukan pertama kali berbagai jenis peralatan penyiaran, tetapi justru menjadikannya peralatan yang terbaik kualitasnya di dunia penyiaran. Hal ini terbukti di beberapa negara maju peralatan penyiaran ber-merk Sonny menjadi jaminan yang tiada duanya. (dipakai bukan di Jepang, seperti sebagian negara Eropa, Korea, China). Sampai saat ini peralatan penyiaran buatan Jepang mampu masuk kenegara-negara yang tidak memiliki standarisasi penyiaran NTSC, karena Jepang melihat potensi bisnis yang besar dan kemampuannya memproduksi berbagai peralatan canggih yang menganut standarisasi berbeda. Sehingga dari ketiga standarisasi penyiaran tersebut selalu tersedia dalam peralatan ber-merk buatan Jepang, yang biasanya dipasarkan dalam internasional market.


BROADCASTING sebagai bagian dari KOMUNIKASI MASSA

A. PENDAHULUAN

Dalam komunikasi massa itu banyak cabangnya yaitu televisi, internet, radio, buku, surat kabar, majalah dan tabloid. Diantara yang kami sebutkan dia atas yang sebagian dari broadcasting adalah televisi dan radio. Karena broadcasing adalah penyampain pesan yang diberikan pada masyarakat luas dengan cara penyiaran atau penayangan, baik penyaran hanya suara (radio) atau mengunakan suara dan gambar (tayangan TV).

Komunikasi masa adalah study ilmiah tentang media masa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca pendengar ataau penonton yang akan dicoba diraihnya dan efek yang akan diraihnya. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu social yang relatif muda dibandingkan dengan ilmu psikoligi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Sekarang ini komunikasi massa sudah dimasukan dalam disiplin ilmiah. (Nurudin,2003:1)

Penelitian komunikasi yang pernah dilakukan tidak selalu memusatkan perhatiannya pada metode ilmiah yang selama ini dijadikan alasan sebuah ilmu dikatakan ilmiah. Komunikasi massa mempunyai titik tekan dan batasan tersendiri.pembahasan komunikasi yang kian pesat dan kompleks berserta penelitian yang terus menerus dilakukan menjadi bukti bahwa ilmu komunikasi massa menjadi bagian penting dalam proses kajian keilmuan. Alasannya, masyarakat kita dewasa ini tidak akan lepas dari peran ilmu komunikasi massa. (Fajar,2007:4)

Aneka pesan melalui sejumlah media massa (Koran, majalah, radio siaran, televisi, film, dan media online/internet), dengan sajian berbagai peritiwa yang memiliki nilai berita ringan sampai tinggi, mencerminkan proses komunikasi massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Bagi yang tidak suka membaca koran, setidaknya ia akan mendengar radio siaran atau menonton televisi artinya tidak da orang yang terlepas dari terapan media massa. (Elvinaro,2007:5)

Perkembangan teknologi komunikasi massa tidak dapat di pungkiri telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam berkomuikasi. Khalayak dapat mengetahui apayang terjadi di dunia jauh lebih cepat, bahkan sering kali khalayak lebih dahulu mengetahui apa yang terjadi jauh di luar negeri dari pada di dalam negeri.

Selain itu media massa juga dapat ikut mempengaruhi bentuk apa dan bagaimana masyarakat. Misalnya bagaimana corak pakaian yang harus dipakai masyarakat atau bagaimana cara berbelanja yang baik dan efisien. Semua ini ditentukan media massa. Oleh karena itu, mengkaji dan mempelaji media massa sebagai salah satu alat dalam komunikasi massa menjadi sangat penting. Ini pula yang melatarbelakangi mengapa kita mempelajari komunikasi massa.(Deddy,2005:57)

B. RUMUSAN MASALAH

Broadcasting adalah bagian dari komunikasi massa karena dalam broadcasting itu penyampaian informasinya bersifat untuk umum atau banyak, tidak untuk pribadi saja melainkan khalayak umum.
“Penyampaian informasinya mengunakan radio siaran, televisi dan film.“

C. PEMBAHASAN

Penyampaian informasi mengunakan radio siaran
Dalam penyampaian informasi melalui siaran radio ini dilakukan dengan cara menyiarakan suatu informasi atau berita denagan cara siaran. Sehingga banyak khalayak umum yang tau bahawa ada info baru.
Contohnya: penyiar radio membacakan berita mengenai melonjaknya harga minyak goreng. Berita itu disamapaikan melalui radio siaran, dengan maksud memberi tau bahwa harga minyak goreng naik.
Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa, penyiar radio membacakan berita tersebut agar khalayak umum tau bahwa harga minyak goreng itu naik. Ini menunjukan bahwa broadcasting sangat berpengaruh dalam penyampaian informasi atau mengkomunikasiakan pada khalayak umum atau massa.
Penyampaiannya mengunakan televisi
Berbagaihala yang bisa kita tonton melalui siaran yang ditayangkan TV pada kita. Bahkan jenis yang ditawarkan bermacam-macam dan dikemas dengan menarik dengan tujuan supaya masyarakat menonton televisi.
Media broadcasting dalam penyiaran pertelevisian lebih kental dibandingkan radio, karena dalam TV tidak hanya suara yang muncul tetapi gambar pun bisa ditampilkan sehingga banyak masyarakat yang menyukainya. Televisi tidak jauh beda dengan radio artinya dalam penyampaian informasi, hanya saja televisi menampilkan gamabr yang bergerak.
Contoh: stasiun TV menayangkan acara yang menampilkan tentang keindahan pantai depok yang ada di Bantu yogayakarta. Dengan keindahan pantai, ombak yang besar, keindahan matahari yang tengelam di ufuk barat dan ada penjual yang menyediakan aneka masakan ikan laut yang segar dan bisa kita nikmati di pinggir pantai tersebut. Dengan adanya peliputan tersebut orang yang tadinya tidak mengetahui bahwa di Bantul itu ada tempat seperti itu, maka masyarakat dari kalangan manapun ingin menikmati keindahan pantai dan nikmatnya hidangan ikan segar. Ini membuktikan bahwa peran media broadcasting dalam mengkomunikasikan massa, sehingga banyak orang yang tau tempat tersebut dan datang ketempat tersebut.

Film sebagai media komunikasi massa
Dunia film juga erat kaitanya dengan broadcasting sebagai alat komunikasi massa. Contonya: dalam filem yang sudah dibuta pasti tidak lepas dari peran media broadcasting. Dalam film banyak disisipkan pesan-pesan moral yang akan disampaikan pada penonton film. Seperti denias, dalam film ini mengamabarkan perjuangan seorang anak dari papua yang ingin belajar, karena dia sadar bahwa pendidikan itu penting bagi dia, tapi ayahnya melarang dia untuk belajar. Dalam film ini banyak pesan moral yang diangkat untuk pembelajaran bagi setiap masyarakat yang menonton baik orang tua, anak, remaja, bahkan dari semua kalangan. Ini menunjukan bahwa penyampaian pesan melalui tayangan filem dan untuk khalayak orang banyak.

D. KESIMPULAN
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian diseluruh dunua kepada para pemirsanya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonnya. (Nurudin,2007:101) .
Intinya brodascasting sebagai bagai bagian dari media massa bertanggung jawap kepada seluruh penonton di seluruh dunia untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Nurudin.2003.komunikasi massa.pustaka pelajar : Yogyakarta.
2. Junaidi,fajar,2007.komunikasi massa pengantar teoritis.santusta
: Yogyakarta.
3. Ardianto,Elvinaro dan Lukiati komala erdinaya.2007.suatu pengatar komunikasi massa.simbio  sarekatama media
: Bandung.
4. Nurudin.2007.pengantar komunikasi massa.raja gafindo persada : Jakarta
5. Mulyana, deddy. 2005. suatu pengantar ilmu komunikasi. Rosdakarya : Bandung 




Just Thanks For :

Semoga bermanfaat. . .  
Silahkan kunjungi blog Gallery Foto saya, dengan link dibawah ini :


Best Regard, 
Shandry Fadlyka